setiap mengeja nafas
terlahir dia yang kau namai dengan airmata
saat ini masih sama
ketika dia menutup mata dengan doa
melihat anggun dia berjalan
beriring malaikat yang memapahnya abadi
tak sesedih gerimis memang
hanya saja
mengapa tiap tanah yang menimpa
kian menatahkan namanya
sejenak tak mau lagi bicara tentang hari
tapi ini semua adalah jalan
yang terkadang retak bergelombang
memintalkan pujian
selagi hujan reda
bersedialah untuk menunggu
seumpama tidak esok mungkin lusa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar